Ditengah-tengah program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) yang digagas oleh Pemerintah Indonesia menjadikan produk lokal Kabupaten Pasuruan yang berbahan baku dari Sutra Seperti Kain, Sepatu, dan Tas banyak diminati oleh warga neraga lain.
Hal ini dibuktikan oleh Ariyanto Nugroho yang merupakan salah satu pengrajin sutra asal Kecamatan Purwodadi Kabupaten Pasuruan.
Dalam pembicaraan saat diundang menjadi salah satu narasumber mmi.podcast beberapa hari yang lalu. Ariyanto menjelaskan bahwa dalam satu tahun terakhir produk yang berbahan baku dari sutra buatanya tersebut banyak diminati oleh warga negara lain. Seperti; Australia dan Jepang. Harga produk yang dijualpun bervariasi mulai dari harga 1,5 juta sampai dengan harga 7 juta rupiah berdasarkan tingkat kesulitan saat pembuatannya.
“Ada macam-macam jenis produk yang menggunakan bahan baku sutra yang kami buat. Ada yang berupa sepatu, tas, dan juga berbentuk kain. Ketertarikan wara negara lain terhadap produk ini adalah bukan karena bahannya yang berasal dari sutra. Melainkan proses produksi yang kami lakukan yang ramah lingkungan sehingga tidak menggganggu ekosistem dari ulat. Bahkan bahan pewarna yang kami gunakan adalah menggunakan bahan warna yang alami.”jelasnya.
Ariyanto juga menuturkan bahwa dalam produksi 1 produk bisa menghabiskan waktu dua minggu hingga 3 bulan lamanya. Waktu produksi yang panjang ini dikarenakan ia harus membuat konsep produk hingga membuat racikan pewarna. Sedangkan untuk menemukan warna dibutuhkan beberapa hari untuk menghasilkan produk yang diharapkan.
“Untuk produksi kami membutuhkan waktu dua minggu sampai dengan tiga bulan lamanya. karena ada banyak faktor yang menyebabkan produksi ini lama yaitu: 1) pemilihan bahan baku warna alami, 2) design produk yang berbeda dengan yang lainnya. 3) dan ketersediaan bahan baku dari petani-petani sutra.” Tuturnya.
Nah, dari proses yang panjang tersebut. Ariyanto juga menjelaskan bahwa produk-produk yang dibuat olehnya tidak ada yang sama, antara yang satu dengan yang lainnya.